TOUR TO EKS CAMP VIETNAM IN GALANG ISLAND, BATAM

TOUR TO EKS CAMP VIETNAM IN GALANG ISLAND, BATAM

Camp Vietnam meninggalkan cerita sejarah bagi penduduk pulau Batam khususnya dan umumnya menjadi sejarah nasional dan internasional. Hari ini cerita tersebut ditunjukkan dengan bukti sejarah yang masih terjaga dengan baik dengan berdirinya museum yang ada di pulau Galang, Batam. Menurut sejarah, ketika perang di Vietnam terjadi, banyak orang-orang vietnam yang mencoba untuk mengungsi ke luar negeri. Dalam perjalannya, sebagaian masuk ke kepulauan Indonesia yang saat itu tiba di pulau Natuna. Pendaratan kapal pertama yang tiba di pulau Natuna saat itu hanya berjumlah 75 orang yang terjadi sekitar tahun 1975. Namun dalam beberapa waktu kemudian bertambahlah jumlah mereka yang akhirnya harus dicarikan tempat yang memadai untuk tempat pengungsian mereka. Dengan meningkatnya jumlah pengungsi yang datang di kepulauan Riau, Laksamana Pertama Kunto Wibisono selaku Panglima Daerah Laut pada saat itu, kemudian mencari tempat yang representatif yang memenuhi syarat diantaranya adalah; pertama, mudah untuk menyalurkan/transportasi pengungsi ke negara ketiga; kedua, cukup luas untuk mendirikan penampungan pengungsi bagi minimal 10.000 orang; ketiga, mudah diisolir; dan yang keempat adalah mudah diakses untuk kelancaran pembangunan dan dukungan logistik. Di tempat Eks Camp Vietnam, kita mendapati museum yang memperlihatkan banyak sejarah tentang kehidupan pengungsi pada saat itu, termasuk identitas mereka seperti KTP, Kartu keluaraga mereka dan kehidupan mereka seharihari. Anda juga akan melihat beberapa fasilitas umum yang digunakan mereka saat itu seperti fasilitas kesehatan, bahkan ada juga penjaranya lho..

Anda juga dapat melihat fasilitas peribadahan mereka yaitu Pagoda

Untuk menuju ke pulau Galang ini, kita menempuh waktu kira-kira 1 jam dari kota Batam. Jalan yang masih sepi dengan pemandangan pinggir pantai yang sangat indah akan kita nikmati sepanjang perjalanan menuju ke pulau itu. Yang lebih menarik lagi bahwa di dalam perjalanan, kita akan melewati sejumlah jembatan besar yang menghubungkan pulau-pulau kecil yang terkenal dengan jembatan Barelang. Nah kalau anda berkunjung ke Batam, sempatkan waktu untuk mengunjungi Camp Vietnam.

Pemandangan di sekitar jembatan Barelang (Barelang Bridge)

Self Help Group (Kelompok Swabantu)

Kelompok Swabantu (Self Help Group)

Bila ada anggota keluarga kita yang sakit, tentu akan membuat orang tua atau keluarganya menjadi kerepotan. Bagaimanapun, anggota keluarga yang sakit memerlukan perawatan dan penaganan agar kondisinya kembali berjalan normal. Tentu kondisi seperti itu mempunyai dampak baik dampak pada fisik karena merawat anggota keluarganya yang sakit, bahkan juga ke dampak financial yang juga berujung pada kondisi psikologis. Dampak psikogis dapat berupa kecemasan, depresi bahkan dapat menimbulkan stress bagi individu. Bila kondisi sakit hanya berjalan dalam waktu singkat barangkali tidak begitu serius dampaknya, tapi bila sakitnya merupakan sakit kronis dan harus mendapatkan perawatan yang lama atau bahkan memerlukan perawatan selamanya, seperti merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius. Keluarga yang seperti ini perlu mendapat perhatian untuk mengurangi “beban” hidup yang mereka rasakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengguanakan terapi kelompok swabantu atau sering disebut Self Help group.

Self Help Group atau sering disebut juga kelompok yang saling menolong, saling membantu, atau kelompok dukungan didefinisikan sebagai suatu kelompok yang menyediakan dukungan bagi setiap anggota kelompok. Anggota kelompok ini berpegangan pada pandangan bahwa orang-orang yang mengalami masalah dapat saling membantu satu sama lain dengan empati yang lebih besar dan lebih membuka diri (Ahmadi, 2007 cit Keliat, 2008).

Di dalam Self Help Group, kelompok bantuan timbal balik didasarkan pada premis bahwa kelompok berbagi masalah umum secara kolektif dapat saling mendukung dan mengurangi atau menghilangkan masalah dan konsekuensi pribadi dan sosial. Anggota belajar tentang masalah mereka dan berbagi pengalaman mereka, kekuatan dan harapan untuk pemulihan, kesempatan untuk menjadi model peran (Magura, S. 2007). Self Help Group merupakan kelompok-kelompok termasuk orang dengan ikatan bersama yang secara sukarela datang bersama-sama untuk berbagi, menjangkau dan belajar satu sama lain dalam lingkungan yang terpercaya, mendukung dan terbuka (Knight, 2007).

Terapi ini mempunyai kelebihan dan efektif untuk mengurangi masalah-masalah psikologis. Pertama, Kelompok swabantu atau Self Help Group (SHG) merupakan suatu terapi dimana setiap anggota saling berbagi pengalaman tentang kesulitan dan cara mengatasinya, hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada individu bahwa mereka tidak sendiri dan banyak dari mereka yang bertahan dengan kondisi seperti ini (Townsend, 2005). Self Help Group ini merupakan suatu bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada berbagai situasi dan kondisi.

Kedua, Kelompok swabantu (Self Help Group) lebih santai dan ramah dalam menjalankan aktivitasnya sehingga terlihat seperti klub sosial. Walaupun demikian, sebenarnya tidak hanya fungsi dukungan sosial yang disediakan oleh Self Help Group. Karena memberikan timbal balik kesetaraan, kerjasama, kepedulian, meningkatkan pemberdayaan pribadi, harapan, pemulihan kepercayaan dan kualitas hidup. Self Help Group efektif dalam meningkatkan fungsi, dukungan sosial, dan kualitas hidup, serta menurunkan rehospitalisasi dan efektif juga bagi orang dengan masalah gangguan emosional (Humphreys, 1999).

Bagi orang yang memiliki masalah kesehatan psikososial, Self Help Group tidak hanya memberikan dukungan sosial bagi individu tersebut tetapi juga keluarganya, saling berbagi permasalahan untuk saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Referensi

  1. Humphreys, K., and Ribisl, K.M. (1999). The Case Partnership With Self-Help- Group. diakses : 2 Januari 2012.
  2. Keliat, Budi A, Utami, Tantri, W, Farida P, Akemat. (2008). Modul Kelompok Swabantu (Self help group). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
  3. Knight, E.L. (2006) Self Help and Serious Mental Illnes. diakses : 2 februari 2012.
  4. Magura, S., Knight, E.L., Vogel, H.S. Mahmood, D.,Laudt, A.B., (2007). Mediator of Effectiveness in Dual-Focus Self-Help Groups, dari. http://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC1828912/ diakses 2 Januari 2012.
  5. Townsend, M.C. (2005). Psychiatric Mental Health Nursing, Third Edition. Philadelpia : F.A. Davis Company.