HATI-HATI "PRE HIPERTENSI / PRE HYPERTENSION"

<b> HATI-HATI "PREHIPERTENSI/PREHYPERTENSION" </b>

The Seventh Report of the Joint National Committee on the Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure mendefinisikan kategori tekanan darah baru yaitu "prehypertension" untuk tekanan darah systolik dan diastolik 120 -139 mm Hg dan 85 sampai 89 mm Hg (Chonabian, et al., 2003).

Cooper (2009) menyebutkan bahwa Hypertensi adalah peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik secara intermitten atau terus menerus. Umumnya adalah tekanan darah systolik secara intermitten 139 mm Hg atau lebih atau tekanan darah diastolik 89 mm Hg atau lebih mengindikasikan hypertensi. Prehypertensi nampaknya menjadi sebuah precursor dari hypertensi. Vasan et al (2001) melaporkan bahwa konversi prehypertensi menjadi hypertensi selama waktu 4 tahun adalah 30%.

Prehypertensi cenderung berkembang menjadi hipertensi dari pada orang yang mempunyai tekanan darah normal (normotensive) (Quresi, et al., 2005). Pada tahun 1999-2000 lebih dari 88% orang dengan prehypertensi mempunyai sedikitnya 1 faktor resiko kardiovaskuler (Greenlund, Croft, & Mensah, 2004).

Prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan stroke pada orang dengan prehypertensi adalah:
  • Cenderung lebih banyak laki-laki dari pada perempuan (40% vs 23%).
  • Orang dengan Overweight lebih cenderung mempunyai prehypertensi dari pada orang yang mempunyai berat badan normal.
  • BMI lebih dari 25 kg/m2 atau lebih berhubungan dengan resiko prehypertensi yang meningkat 50%
  • BMI 30 kg/m2 atau lebih berhubungan dengan 2 kali peningkatan resiko prehypertensi.

Toikka et al. (2000) mendemostrasikan bahwa prehypertensi berhubungan dengan penebalan intima-media brakhilais dan karotis. Sementara itu, Washio et al. (2004) menemukan bahwa ada peningkatan resiko stenosis karotis pada pasien dengan prehypertensi. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa perubahan patologi telah dimulai bahkan pada kondisi prehypertensi. Berkaitan dengan faktor risiko penyakit arteri koroner, diantara pasien prehypertensi, menunjukkan risiko 2.9 kali pada orang berumur 45 sampai 64 tahun dan 4.4 kali pada oarang yang berumur 65 tahun atau lebih dibandingkan dengan orang yang berumur dibawah 45 tahun, dan lebih tinggi pada laki-laki (2.5 kali), orang dengan diabetes (2.1 kali), dan pasien dengan hypercholesterolemia (1.5 kali) (Qureshi, 2005).

Referensi

  1. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. (2003). The seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA; 289(19):2560-2572.
  2. Cooper, Kim, et al. (2009). Pathophysiology Made Incredibly Easy. Lippincott Williams & Willkins.
  3. Greenlund KJ, Croft JB, Mensah GA. (2004). Prevalence of heart disease and stroke risk factors in persons with prehypertension in the United States; 1999-2000. Arch Intern Med.; 164(19):2113-2118.
  4. Qureshi AI, Suri MF, Kirmani JF, Divani AA, Mohammad Y. (2005). Is prehypertension a risk factor for cardiovascular diseases? Stroke ;36(9):1859-1863.
  5. Toikka JO, Laine H, Ahotupa M, et al. (2000). Increased arterial intima-media thickness and in vivo LDL oxidation in young men with borderline hypertension. Hypertension;36(6):929-933.
  6. Washio M, Tokunaga S, Yoshimasu K, et al. (2004). Role of prehypertension in the development of coronary atherosclerosis in Japan. J Epidemiol;14(2):57-62.
  7. Vasan RS, Larson MG, Leip EP, Kannel WB, Levy D. (2001). Assessment of frequency of progression to hypertension in non-hypertensive participants in the Framingham Heart Study: a cohort study. Lancet; 358(9294):1682-1686.