Mengenali Masalah: Jalan Menemukan Solusi

<b>Mengenali Masalah: Jalan Menemukan Solusi</b>

Setiap orang mungkin pernah atau bahkan sering mengalami masalah dalam kehidupannya. Masalah merupakan kesenjangan yang dirasakan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan atau diharapkan, atau deviasi dari suatu norma atau standar (Bussiness Dictionary, 2013). Masalah dapat menyebabkan orang tidak nyaman bahkan dapat menimbulkan stress bagi yang mengalaminya. Sebagian orang dapat dengan mudah menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul, tapi sebagian yang lain merasa terlalu terbebani dengan masalah yang dihadapi dan sebagaian lagi justru mensikapi masalah sebagai suatu tantangan.

Kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dipengaruhi oleh banyak factor. Menurut Stuart, G.W., (2009) factor yang mempengaruhi seseorang dalam pemecahan masalah termasuk pengalaman individu, keyakinan yang positif, dukungan social dan aset materi dan akses ke pelayanan kesehatan, terhadap masalah yang dihadapi. Masalah dapat terjadi secara personal maupun institusional. Dalam pemecahan masalah, mengenali masalah yang terjadi merupakan langkah awal dan merupakan kunci untuk mendapatkan solusi pemecahan yang efektif. Menurut Burgess & Burgess (1997) dikutip oleh Clark, C. (2009) Problem solving analitik merupakan pendekatan psikososial untuk mengatasi konflik yang didasarakan pada teori konflik kebutuhan manusia. Pendapat ini lebih merupakan pemecahan masalah dalam manajemen.

Dalam dunia kesehatan, seorang pasien yang mengalami gejala panas harus diselidiki apa yang menyebabkan panas atau demamnya. Bila pasien tersebut kemudian diberi obat antipiretik (obat untuk menurunkan panas) saja, padahal penyebab panas atau demamnya adalah infeksi bakteri, tentu solusi ini menjadi tidak efektif, karena permasalahan demam yang dialami pasien disebabkan karena infeksi bakteri yang membutuhkan obat antibakteri. Masalah dapat juga terjadi dalam kehidupan sosial hubungan antar manusia, baik dalam keluarga, pertemanan, ataupun masyarakat.

Mari kita coba perhatikan kasus berikut ini. Suatu pagi seorang istri mengatakan kepada suaminya “Ayah itu bagaimana,,..anak-anak masih belum tidur semalam, ayah sudah molor (tertidur) duluan,”ayah kalau habis olah raga selalu seperti itu” lanjut istrinya. Suaminyapun sesaat menjawab “Saya kan melakukan olah raga tidak setiap hari, lagi pula saya memang perlu berolah raga untuk menjaga kesehatan tubuh, bu, dan mengurus anak-anak juga tanggung jawab ibu juga kan?”

Kalau kita perhatikan kasus di atas, istrinya ingin suaminya dapat menjaga anak-anaknya sampai anak-anaknya tertidur, padahal setiap hari anak-anaknya tidur sampai larut malam karena menonton televisi. Sementara itu, suaminya merasa bahwa sesekali ia dapat istirahat setelah bekerja dan berolah raga pada pagi atau siang harinya. Konflik seperti ini sering terjadi di rumah tangga, di masyarakat atau dimanapun dalam hubungan antar manusia. Bila seseorang tidak bisa memahami diri dan orang lain, maka konflik akan mudah sekali terjadi.

Kasus di atas, sebetulnya bisa dicari solusinya ketika antara suami dan istri dapat duduk bersama dan saling memahami satu sama lain, apa sebetulnya yang menjadi pokok permasalahan (core problem) nya. Sering sekali orang tidak melihat pada pokok permasalahan yang sedang terjadi tapi justru saling menyalahkan satu sama lain untuk mengatakan bahwa diri merekalah yang menjadi masalah itu. Mengenali masalah menjadi hal sangat penting dalam menyelesaikan masalah. Harris (2002) dikutip oleh Clark, C. (2009) mengatakan bahwa salah satu teknik dalam pendekatan masalah adalah mengidentifikasi dan memformulasikan masalah tersebut dengan hati-hati. Masalah yang tidak dapat diidentifikasi dengan baik tentu akan menyulitkan bagi seseorang untuk mencari solusi permasalahannya.

Bila kita lihat kasus di atas, permasalahan yang terjadi adalah anak-anak tidur sampai larut malam karena menonton televisi sehingga orang tuanya harus menemani dan menjaganya sampai mereka tertidur. Tentu kalau anak-anak bisa tidur lebih awal, semuanya akan menjadi baik-baik saja, orang tua tidur perlu harus menahan kantuknya karena lelah setelah bekerja atau melakukan aktifitas yang lain. Mencoba membiasakan anak-anak untuk tidur lebih awal adalah upaya yang harus dilakukan, mencari dan mengidentifikasi mengapa anak-anak menjadi susah tidur malam.

Sikap mudah menyalahkan orang lain dan melemparkan masalah sering timbul karena tidak mau untuk memahami orang lain. Tentu tidak ada salahnya bila suami melakukan kegiatan olah raga setelah bekerja. Di sisi yang lain, seorang istri perlu juga untuk beristirahat setelah melakukan aktifitas seharian bekerja dan mengurus rumah tangga. Bila orang dapat sama-sama memahami diri dan orang lain, maka hubungan ini dapat berjalan dengan harmonis tanpa harus terjadi konflik yang dapat menganggu hubungan komunikasi di antara mereka.

Bagaimana kita telah mensikapi dan memecahkan masalah kita? Dapatkah kita bisa mengenali masalah kita dengan baik? Sudahkan kita menggunakan pendekatan pemecahan yang baik? Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi bagiaman kita memecahkan masalah yang kita hadapi dengan bijaksana.

Referensi

  1. http://www.businessdictionary.com/definition/problem.html. diambil tanggal 8 Januari 2013
  2. Clark, C.C. (2009). Cerative Nursing Leadership & Management (1st edition): Jones and Bartlett Publishers.
  3. Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, St. Louis Missouri: Mosby