Nursing Care Plan: Acute Myocardial Infarction (Terjemahan)

Nursing Care Plan (NCP): Myocardial Infarction

A. Masalah Keperawatan 1:
  • Nyeri dada akut
B. Faktor-faktor yang berhubungan:
  • Iskemia jantung
  • Infark jantung
C. Karakteristik
  • Nyeri dada yang terjadi saat istirahat atau dengan pengerahan tenaga
  • Serangan angina baru (kurang dari 2 bulan)
  • Perubahan pola angina stable sebelumnya
  • Gambaran wajah nyeri
  • Nafas pendek
  • Pucat, lemah
  • Rasa tidak nyaman pada epigastrium
  • Palpitasi
  • Mual/muntah
  • Diaphoresis atau keringat dingin
  • Perubahan ECG: depresi atau elevasi segmen ST, inverse gelombang T symetris dalam pada banya lead, perubahan ECG sesaat apapun yang terjadi selama nyeri.
D. Outcome yang diharapkan:
  • Pasien mengatakan penurunan nyeri pada level tidak lebih dari 3 atau 4 pada skala 10.
  • Pasien tampak nyaman
E. NOC
  • Control nyeri; respon obat pengontrol nyeri
F. NIC
  • Perawatan jantung: akut; penatalaksanaan nyeri
G. Intervensi

1. Pengkajian lanjut:

Kaji karakteristik nyeri berikut:
  • Kualitas: seperti diremas, tercekik, tersumbat, tertekan, terbakar.
  • Lokasi: area substernal; mungkin menjalar ke lengan, bahu, leher, punggung, dagu.
  • Durasi Persisten lebih dari 20 menit, biasanya beberapa jam
  • Serangan: dengan pengerahan tenaga minimal, atau selama istirahat atau tidur.
  • Faktor-faktor yang mengurangi nyeri: biasanya tidak berespon terhadap nitroglycerin (NGT) atau istirahat; mungkin berespon terhadap NGT IV; tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi atau pernafasan.
  • Kaji treatmen untuk nyeri sebelumnya
  • Monitor ECG segera selama nyeri sebagai bukti iskemia myocardium atau cidera.
  • Catat waktu sejak episode serangan pertama nyeri dada.
  • Monitor serial penanda jantung
  • Bila penanda jantung negative, antisipasi pemeriksaan diagnostic yang lain:
  • Echocardiography
  • Exercise stress testing
  • Farmakologi dengan diprydamole, adenosine atau dobutamin dan nuclear imaging.
  • Monitor HR dan tekanan darah selama episode nyeri dan selama pemberian obat-obatan.
  • Kaji kembali nyeri dada secara kontinyu dan respon terhadap obat-obatan. Jika tidak ada penurunan dari dosis obat optimal yang dicapai, laporkan kepada dokter untuk evaluasi treatmen trombolitik, angioplasty, coronary angiography, atau revaskularisasi pembedahan bypass.

2. Intervensi terapuetik

  • Jaga lingkungan yang tenang
  • Respon segera terhadap keluhan nyeri
  • Dapatkan ECG 12 lead selama episode nyeri
  • Berikan oksygen sesuai yang diresepkan. Ukur saturasi oksygen.
  • Berikan terapi anti iskemia sesuai yang diresepkan, evaluasi efektifitas dan observasi tanda dan gejala terhadap reaksinya:
  • Berikan aspirin saat masuk dan setiap hari sesuai yang diresepkan
  • Antisipasi pemberian antikoagulan atau antiplatelet untuk pasien dengan risiko tinggi.
  • Berikan NGT drip
  • Berikan morfin sulfat secara IV.
  • Berikan β-blocker. Antisipasi pemberian IV; observasi efek sampingnya: hypotensi, brady cardia, gagal jantung kongestif, broncospasme.
  • Berikan calcium channel blocker.
  • Berikan ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB)
  • Berikan obat thrombolitik sesuai protocol.
Antisipasi angiography jantung untuk mendiagnosa dan, tergantung pada hasil, antisipasi revaskularisasi dengan PTCA (percutaneous transluminal coronary angioplasty dengan stent atau pembedahan bypass arteri koroner.


A. Masalah Keperawatan 2:

  • Takut
B. Faktor-faktor yang berhubungan:
  • Serangan angina yang kambuh
  • Ancaman Infark myocardium
  • Ancaman yang tidak diketahui
  • Lingkungan yang tidak familiar
  • Terpisah dari system dukungan
C. Karakteristik
  • Mengidentifikasi perasaan ketakutan atau objek ketakutan
  • Gelisah
  • Kesadaran yang meningkat atau tension
  • Peningkatan bertanya
  • Peningkatan HR, tekanan darah, RR.
D. Outcome yang diharapkan:
  • Pasien mengatakan penurunan atau tidak adanya ketakutan.
  • Pasien menggunakan mekanisme koping yang efektif
E. NOC
  • Control diri terhadap ketakutan; koping
  • F. NIC
    • Perawatan jantung: penurunan kecemasan; perluasan koping; dukungan emosional
    H. Intervensi
    1. Pengkajian lanjut:
      • Kaji tingkat ketakutan
      • Kaji penyebab ketakutan
    2. Intervensi terapuetik
      • Pengakuan kesadaran terhadap ketakutan pasien.
      • Dorong verbalisasi terhadap ketakutan dan perasaan.
      • Jaga percaya diri, sikap percaya diri
      • Yakinkan pasien dan oaring dekat klien, monitoring yang terus-menerus akan menentukan intervensi yang tepat.
      • Menurunkan rangsangan eksternal yang tidak diperlukan.
      • Jelaskan semua prosedur menggunakan istilah yang sederhana, konkret dan sesuai.
      • Berikan transquilizer ringan (untuk menurunkan stress atau kecemasan) sesuai kebutuhan
      • Berikan periode istirahat diantara perawatan dan prosedur.


    C. Masalah Keperawatan 3:

    • Risiko penurunan Cardiac Output (CO)
    B. Faktor-faktor yang berhubungan:
    • Episode lama iskemia myocardium mempengaruhi kontraktilitas.
    • AMI mempengaruhi kemampuan memompa jantung
    • Infark ventrikel kanan dengan penurunan pompa ventrikel kanan
    • Rupture otot papillary dan insufisiensy mitral
    C. Outcome yang diharapkan:
    • Pasien memelihara CO yang dibuktikan dengan nadi perifer yang kuat, tekanan darah systolic 20 mmHg baseline, HR 60 sampai 100 denyut /menit dalam rytme yang teratur, urine output ≥ 30 ml/jam, kulit kering dan hangat, suara nafas bersih, CRT baik, tingkat kesadaran normal.
    D. NOC
    • Efektifitas pemompaan jantung; tanda-tanda vital; keseimbangan cairan.
    E. NIC
    • Monitoring hemodynamic invasive; pengaturan hemodynamic; perawatan jantung: akut.
    F. Intervensi
    1. Pengkajian lanjut:
      • Monitor HR dan tekanan darah
      • Kaji warna kulit, suhu dan kelambaban
      • Kaji nadi perifer termasuk CRT
      • Kaji setiap perubahan tingkat kesadaran
      • Kaji RR, rytme dan suara nafas
      • Kaji urine output
      • Auskultasi adanya s3, s4 atau murmur systolic
      • Gunakan pulse oximetry untuk memonitor saturasi; kaji ABG
      • Jika pasien mempunyai Mi inferior, evaluasi ECG menggunakan lead precordial (V4 – V6). Kaji tanda-tanda infark ventrikel kanan dan kegagalan ventrikel kanan.
    2. Intervensi terapuetik
    • Antisipasi insersi kateter monitoring hemodynamic
    • Berikan cairan IV untuk menjaga PCWP (pulmonary capillary wedge pressure pada 16 – 18 mmHg untuk pengisian ventrikel yang optimal.
    Jika kegagalan ventrikel kiri terjadi:
    • Berikan diuretic dan obat vasodilator sesuai yang diresepkan
    • Berikan obat inotropik IV
    • Berikan oxygen bila diperlukan
    Jika tanda gagal ventrikel kanan terjadi:
    • Antisipasi resusitasi cairan agresif (3 – 6 L/24 jam)
    • Antisipasi obat inotropik dan vasodilator perifer.
    • Hindari atau hati-hati pemberian nitrat dan morfin sulfat untuk nyeri.
    • Antisipasi penatalaksanaan intraaortic ballon pump (IABP) jika nyeri dan perubahan iskemia yang menetap meskipun terapi medis maksimal.